Minggu, 11 Juni 2017

Mengungsi di SD, Korban Banjir Lumpur Cibunian Bogor Butuh Bantuan


Mengungsi di SD, Korban Banjir Lumpur Cibunian Bogor Butuh Bantuan - Warga korban banjir mengungsi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cibunian, Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.

Banjir lumpur berlangsung akibat jebolnya tanggul HeadPhone Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM), Cianten 1B PT Jaya Dinamika Giohidroenergy terhadap Sabtu pagi lebih kurang pukul 06.00 WIB.


Puluhan kepala keluarga (KK) mendiami beranda dan ruang kelas sekolah dan tempatkan barang-barang yang dibawanya di tempat itu. Sebagian warga menggelar tikar dan berbagai alas lainnya untuk tempat merebahkan diri.

Bahkan, ada yang menggantung pakaian yang mereka bawa. Sejumlah warga mengakui bahwa mereka mengungsi ke SD dikarenakan rumahnya rusak berat sehabis diterjang air bercampur lumpur.

Sementara itu, para petugas kepolisian, TNI dan BPBD Kabupaten Bogor tampak sibuk membersihkan lumpur dan mengevakuasi harta benda punya korban yang tersisa.

"Minggu pagi evakuasi dan pembersihan lumpur dilanjut agar lebih dari satu tempat tinggal warga langsung sanggup diisi kembali," ujar Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor Asep Usman, Sabtu 10 Juni 2017.

Banjir bandang memicu 11 tempat tinggal rusak, dua sepeda motor terbawa arus, dan puluhan petak sawah punya warga terendam air bercampur lumpur.

Banjir lumpur terhitung masuk ke aliran sungai Cianten dan memicu keruhnya kolam punya para peternak ikan.

Ocim, keliru satu petani ikan mengaku peristiwa ini telah dua kali terjadi. Namun banjir bandang kali ini yang paling terparah.

"November 2015 selanjutnya sesungguhnya ada ratusan ton ikan mati oleh lumpur, tetapi tidak hingga merusak bangun tempat tinggal dan sawah," kata Ocim.

Menurut Ocim, kejadiaan terhadap dua tahun selanjutnya pun pihak perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro belum mengganti rugi atas kematian ikan punya para petani.

"Yang dulu saja belum ada kejelasan. Sekarang kejadian lagi," pinta warga Kampung Muara RT 03/02 Desa Cibunian ini.

Jaen (30), keliru satu warga yang rumahnya mengalami rusak berat mengatakan, sebelum saat ada bangunan Water Way dan HeadPhone punya PT. JDG, kejadian longsor tidak dulu terjadi.

"Longsor pagi tadi bukan yang pertama kalinya, sebelumnya terhitung dulu berlangsung tetapi skala kecil di tempat yang sama," ujar Jaen.

Dirinya berharap, Pemerintah Pemkab Bogor langsung mendesak perusahaan untuk menambahkan konpensasi terhadap kerugian yang dialami warga tidak cukup lebih 500 hingga 700 juta.

Pemkab Bogor terhitung mesti langsung lakukan pengkajian ulang tentang kontruksi bangunan water way dan Head Phone yang berada di lokasi Cianten 1B.

"Usaha dan hidup kami menjadi tidak tenang," kata Jaen.